Sakit Ginjal Sembuh Berkat Daun Sukun
Posted on March 12, 2012
Pengalaman Dadang Subrata, wakil direktur PT Bank Pasar Nusantara itu sudah
harus menjalani Cuci darah rutin bahkan mungkin dia sudah harus kehilangan
ginjalnya.
Alhamdulillah berkat sarannya mengkonsumsi daun sukun menyelamatkan ginjalnya.
Rebusan daun sukun yang rutin diminum membuat ia bebas beraktivitas. Sebelum
minum ramuan tradisional, rasa sakit pada bagian pinggang selalu mengganggu
aktivitasnya. Badan menjadi sangat cepat lelah, lesu, dan wajah tampak pucat
lusuh.
Apalagi jika ingin buang air kecil, “Benar-benar tersiksa luar biasa. Bisa
berjam-jam hanya untuk setetes air seni,” paparnya.
Saran Ny.Kusnadi untuk minum air rebusan daun sukun itu datang di saat kritis.
Ketika itu hasil pemeriksaan intensif di RS Gatot Soebroto awal 1999
memperlihatkan, ginjal kiri pria berusia 70 tahun itu sudah tak berfungsi.
Dadang mengetahui penyakitnya setelah kronis.
“Sebelumnya saya tidak ada keluhan dengan ginjal,” papar pria kelahiran
Tasikmalaya. Sesekali dia pernah merasakan sakit pinggang.
“Namun, saya pikir karena capai karena kerja saja.”
Apalagi dia tak merasakan sakit saat buang urine. Toh, Dadang tetap ragu sebab
bobot badan turun, dari 80kg drastis menjadi 60kg.
Awalnya ia dirujuk ke RS Jantung Harapan Kita. Namun, jantungnya dinyatakan
sehat dan tidak masalah. Akhirya dia datang ke RSPAD Gatot Soebroto untuk
pemeriksaan kondisi ginjal hingga diketahui mengalami gagal ginjal bagian kiri.
Memang Dadang mungkin tak harus cuci darah.
Sebab menurut dr. H. J.Pudji Rahardjo, Kepala Sub Bagian Ginjal RS Cipto
Mangunkusumo, pasien gagal ginjal tak selalu harus cuci darah bila hanya satu
ginjal tak berfungsi.
Fungsinya masih bisa dilakukan oleh bagian ginjal yang sehat.
Namun, “Ginjal yang sehat harus bekerja ekstra untuk menanggung pula fungsi
ginjal lain yang rusak”. Lama-kelamaan kinerjanya juga bakal turun sehingga
tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
Ginjal berfungsi mengeluarkan racun atau zat-zat berlebihan di darah.
la juga menjaga tekanan darah dan memproduksi hormon untuk membuat sel darah
baru.
Bila fungsi ginjal terganggu, penderita bisa mengalami kekurangan darah
(anemia), tekanan darah tak normal, atau kadar racun dalam darah naik. Sehingga
penderita harus menjalani tambah darah, cuci darah atau berpantang makanan
penyebab kencing manis atau darah tinggi.
Tidak berfungsinya ginjal menurut Pudji Rahardjo ini bisa karena beberapa
sebab: endapan batu ginjal, pembesaran prostat,
kencing manis, darah tinggi, atau penyakit imunologi. Dalam kasus Dadang, gagal
ginjal disebabkan pembesaran prostat.
Penurunan fungsi ginjal karena faktor usia pun akan lebih cepat berlangsung
karena pembesaran prostat menyumbat saluran kemih. Seperti kebanyakan
penderita, Dadang baru merasakan keluhan setelah fungsi ginjal sudah berkurang
25%-30%.
Empat bulan sembuh dengan daun sukun
Apa pun penyebab penyakitnya, Dadang boleh bersyukur.
Ny. Kusnadi akhirnya yang menyarankan ramuan obat tradisional. “Ramuannya
sederhana saja.
Cukup merebus tiga lembar daun sukun kering, lalu minum airnya”. Namun, tak
gampang menemukan daun itu di kota besar seperti Jakarta, dan daun yang
diperlukan tak cukup satu-dua lembar saja karena harus diminum setiap hari.
Perburuan dilanjutkan sampai ke daerah. Daun itu lalu digodok dan diminum
setiap kali haus.
“Pokoknya, sejak saat itu rebusan daun sukun menjadi minuman sehari-hari
layaknya air putih saja.”
Mula-mula reaksinya belum terasa secara langsung. Sebulan kemudian Dadang
merasakan ada perubahan pada kondisi fisiknya.
“Badan mulai terasa fit, lebih segar, dan air seni terasa makin lancar.” Yang
membuatnya makin yakin, keluhan sakit pinggang berkurang.
Kesembuhan total akhirnya dinikmati 4 bulan kemudian.
Dr. Pudji Rahardjo yang menangani menyatakan sehat. Meskipun tidak melalui
pemeriksaan laboratorium dan peralatan scanning,
tetapi dia yakin ginjalnya kini tak bermasalah.
“Konsultasi dengan dr. Pudji masih dilakukan 1-2 bulan sekali, untuk kontrol
kondisi kesehatan,” jelas Dadang.
Dadang memilih daun yang masih menempel di dahan.
“Harus yang sudah tua,” lanjut kakek 3 cucu itu.
Ciri-cirinya, daun berwarna hijau tua. Kadar kandungan kimia berkhasiat pada
duan tua lebih maksimal.
Daun terpilih kemudian dicuci bersih dan dirajang. Hasil rajangan sebanyak 3
helai dijemur hingga kering lalu digodok dalam 2 liter air sampai tinggal
separuh.
Kemudian ditambah lagi seliter air dan direbus sampai mendidih. Kemudian,
ramuan diangkat dan disaring.
“Air rebusan yang sudah jadi warnanya merah seperti air teh dan pahit,” lanjut
Dadang, “Dosisnya dianjurkan memang seperti itu.
Air rebusan hari itu harus dihabiskan hari itu juga.
Tidak bisa disisakan untuk esok hari.
Dadang menghindarkan pemakaian panci alumunium untuk wadah godokan. Ia memakai
panci berbahan stainless steel.
Dikhawatirkan alumunium akan termakan kandungan kimia daun sukun. “Paling baik
sih sebenarnya pakai bahan periuk tanah.”
Dadang punya kiat untuk memudahkan pembuatan ramuan yang hanya butuh 3 helai
setiap hari.
Begitu pasokan datang, daun segera dirajang dan dipisah pisahkan setiap 3 helai
lalu dijemur dalam kelompok-kelompok tersendiri.
Setelah menjadi kering, setiap tumpukan rajangan daun dibungkus kantung plastik
dan
dapat disimpan. Setiap hari, satu bungkus dibuka untuk direbus. Sekarung daun
sukun habis setelah 1-2 bulan.
Dadang telah merasakan langsung manfaat daun sukun dan khasiat daun sukun.
Semoga lebih banyak orang yang mendapatkan manfaat dari obat tradisional daun
sukun