Gelanggang perjuangan
itu,
Tidak pernah mungkir,
Menpersembah dan mempamir
,
Sedang ramai pula yang
mundar mandir,
Tak kurang juga yang
masih terus pandir.
Yang Gugur, yang Mundur dan yang Unggul,
Terus berulang, berputar
mengisi ruang tersohor,
Di sepanjang garis
sejarah peradaban insan termasyhur,
Seumpama bunga-bunga berkembang,
layu dan jatuh gugur,
Seperti di sebut di
nukil oleh Mustafa Masyhur.
Pejuang yang Gugur,
Hanya mencari habuan,
nama dan mayhur,
Kerap terlena dibuai
mimpi menghibur,
Perasan diri hebat,
kuat, alim dan takabbur,
Orang lain semua tolol,
jebon dan kufur.
Pejuang Yang Mundur,
Lari, melompat tidak
yakin, matlamat kabur,
Takut, kedekut menguasai
diri semangat luntur,
Abdulah bin Ubai tokoh
Munafik contoh tersohor.
Pejuang unggul,
Rebus tak empuk bakar
tak hangus,
Hinaan caci nista
diterima terus menerus,
Dipukul didera dipenjara
, sakit lapar dan haus,
Membujur lalu ,
melintang patah kata pemutus,
Suara rakyat suara
keramat semangat tak lupus,
Kemenangan atau Syahid
natijah yang harus.
Selagi ada generasi bani Adam,
Selagi itu Iblis
berdendam menggodam,
Dam!….dam!….dam!…dam! ….dam
!
Dimana ada Khomeini, di sana
ada Bush dan Saddam,
Dimana ada Dajjal, di
sana ada Isa ‘alaihissalam,
Sehingga Israfil meniup sangkakala menghunjam.
Yang Gugur, Mundur dan
Unggul akan tamat dan terpadam,
Neraka dan Syurga menanti
sebagai balasan.
Mohd
Nashuha Jamidin Al Pontiani.
18
Ogos 2015.
No comments:
Post a Comment