Friday, August 21, 2009

MARHABAN YA RAMADHAN! KAU DATANG LAGI SETELAH PEMERGIANMU KU TANGISI



Setelah pemergian mu kutangisi dengan linangan air mata, kini kau kembali menjelma penuh bererti. Ku bersyukur Ya Ilahi, diberi kesempatan hidup menyaksi dan menghayati Ramadhan bulan suci.

Ramadhan yang penuh rahmah dan barakah.
Kau adalah
Shahrul Ibadah
Shahrul Fath (bulan kemenangan)
Shahrul Huda (bulan petunjuk)
Shahrus-Salam
Shahrul-Jihad (bulan perjuangan)


Kita harus bersyukur kerana masih dipanjangkan usia hingga bertemu Ramadhan sekali lagi. Toleh kanan toleh kiri ramai juga rakan-rakan yang telah tiada meninggalkan kita buat selama-lama di dunia sementara ini.
Sejumlah nilai-nilai dan hikmah-hikmah yang terkandung dalam ibadah puasa begitu rancak dan marak dikaji dan dikembangkan.
Ada nilai sosial, perdamaian, kemanusiaan, semangat gotong royong, kesatuan, kebersamaan, persahabatan dan semangat pluralisme. Ada pula manfaat lahiriah seperti: pemulihan kesihatan (terutama perncernaan dan metabolisme), peningkatan intelektual, kemesraan dan keharmonisan keluarga, kasih sayang, pengelolaan hawa nafsu dan penyempurnaan nilai kepribadian lainnya. Ada lagi aspek spiritualiti: puasa untuk peningkatan kecerdasan spiritual,emosional, ketaqwaan dan penjernihan hati nurani dalam berdialog dengan al-Khaliq. Semuanya adalah nilai-nilai positif yang terkandung dalam puasa yang sewajarnya tidak hanya kita fahami sebagai wacana yang memenuhi intelektualiti kita, namun menuntut pelaksanaan dan penghayatan dalam setiap aspek kehidupan kita.

Dalam menyambut bulan Ramadhan, yang penting adalah bagaimana kita merancang langkah strategik dalam mengisinya agar mampu membuahkan nilai-nilai positif dan hikmah yang dikandungnya. Jadi, bukan hanya melulu memikirkan menu untuk berbuka puasa dan bersahur saja. Kita perlu menyusun menu rohani dan ibadah kita. Kalau direnungkan, menu buka dan sahur, sering lebih istimewa dibanding dengan makanan seharian kita. Sewajarnya kita menyusun menu ibadah dibulan suci ini dengan kualiti yang jauh lebih baik dari hari-hari biasa. Dengan begitu kita benar-benar dapat merayakan kegemilangan bulan kemenangan ini dengan lebih bererti.

Ramadhan adalah bulan penyuntik motivasi. Bulan yang mengecas kembali bateri jiwa setiap Muslim. Ramadhan sebagai 'Shahrul Ibadah' harus kita warnai dengan semangat pengamalan ibadah yang sempurna. Ramadhan sebagai 'Shahrul Fath' (bulan kemenangan) harus kita warnai dengan memenangkan kebaikan atas segala keburukan. Ramadhan sebagai "Shahrul Huda" (bulan petunjuk) harus kita implementasikan dengan semangat mengajak kepada jalan yang benar, kepada ajaran Al-Qur'an dan ajaran Nabi Muhammad Saw. Ramadhan sebagai "Shahrus-Salam" harus kita maknai dengan mempromosikan perdamaian dan keteduhan. Ramadhan sebagai 'Shahrul-Jihad" (bulan perjuangan) harus kita realisasikan dengan perjuangan menentang kedzaliman dan ketidakadilan di muka bumi ini. Ramadhan sebagai "Shahrul Maghfirah" harus kita hiasi dengan meminta dan memberi keampunan.

Dengan persiapan dan perancangan aktiviti kita selama bulan Ramadhan ini, insya Allah akan menghasilkan kebahagiaan. Kebahagiaan akan terasa istimewa setelah melalui perjuangan dan jerih payah. Semakin berat dan serius usaha kita meraih kabahagiaan, maka semakin nikmat kebahagiaan itu kita rasakan. Itulah yang dijelaskan dalam sebuah hadist Nabi bahawa orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan.

Pertama yaitu kebahagiaan ketika ia "Ifthar" (berbuka). Ini bermakna kebahagiaan duniawi, yang diperolehi ketika tercapainya keinginan dan keperluan jasmani yang sebelumnya telah dikekangnya, begitu juga kabahagiaan rohani kerana terubatnya kehausan spiritual dengan siraman-siraman ritual dan amal soleh.

Kedua, adalah kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhannya. Inilah ganjaran ukhrawi yang diperolehi pada saat pertemuannya yang hakiki dengan al-Khaliq. Kebahagiaan yang merupakan puncak dari setiap kebahagiaan yang ada.
Hikmah-hikmah puasa dan keutamaan-keutaman Ramadhan di atas, dapat kita jadikan media untuk bermuhasabah dan menilai kualiti puasa kita. Hikmah-hikmah puasa dan Ramadhan yang sedemikian banyak dan bersifat multidimensi, membawa makna bahwa ibadah puasa juga adalah multidimensi. Begitu banyak aspek-aspek ibadah puasa yang harus diamalkan agar puasa kita benar-benar berkualiti dan mampu menghasilkan nilai-nilai positif yang dikandungnya. Seorang ulama sufi berkata "Puasa yang paling ringan adalah meninggalkan makan dan minum". Ini berarti di sana masih banyak puasa-puasa yang tidak sekadar beroleh dengan jalan makan dan minum selama sehari penuh, melainkan 'puasa' lain yang bersifat batiniah.

Semoga dengan mempersiapkan diri kita secara baik dan merancang aktiviti dan ibadah-ibadah dengan ikhlas, serta berniat "liwajhillah wa limardhatillah", karena Allah dan karena mencari ridha Allah, kita mendapatkan kedua kebahagiaan tersebut, yaitu "sa'adatud-daarain" kebahagiaan dunia dan akherat. Semoga kita mampu mengisi Ramadhan tidak hanya dengan bilangan harinya, namun lebih dari itu kita juga memberi perhatian tentang kualiti puasa kita.

SELAMAT MENJALANI IBADAH PUASA.

No comments: